Apa kamu pendengar yang baik? Halo lagi, sobat Obrolin Aja. Pasti kamu pernah curhat atau bahkan jadi tempat curhat, bukan? Saat itu, apa kamu sudah menjadi pendengar yang baik?
Walau istilah ‘pendengar yang baik’ sering didengar, kenyataannya sulit dilakukan. Kita seringkali lupa untuk diam mendengar, dan malah bicara tak menentu.
Tapi jangan khawatir, psikolog Obrolin Aja punya tips & trik supaya kamu bisa mendukung teman yang mau curhat. Dibaca yuk~
Cara Menjadi Pendengar yang Baik
1. Jangan Menghakimi
Kesalahan umum yang sering kita lakukan sebelum menjadi tempat curhat orang lain adalah sudah sok tahu duluan. Menghakimi dan asal menilai sebelum mendengar ceritanya.
“Pasti dia sendiri yang salah.”
“Dia kan cengeng, paling masalah sepele doank.”
Prasangka ini sejak awal membuat kita batal menjadi pendengar yang baik. Niat awalnya saja begitu, gimana bisa membantu?
Penilaian setiap orang tidak sama. Bagi mereka, itu adalah masalah besar meresahkan. Jadi jangan anggap remeh dan merasa hebat.
Jangan menghakimi orang! Dengarkan cerita mereka sampai selesai dengan pikiran terbuka.
2. Ini Untuk Dia, Bukan Kamu
Hal kedua yang sering kita lupakan adalah tujuan curhat. Mereka datang untuk didengarkan, dan kamu ada untuk mendengarkan. Ini demi dia, bukan kamu!
Entah karena capek mendengar atau tahu soal topik yang dibahas, setelah dia selesai, kamu… bicara panjang lebar soal ‘nasihat’ dengan nada sok dan merendahkan.
“KAMU SIH begitu, kalau aku…”
“MAKANYA, kalau kerja jangan bla bla bla…”
…Merasa tak asing? Yap, itu kondisi di mana teman curhat berbalik ‘menyerang’ dengan sikap nyinyir. Dan ini bisa kamu lakukan tanpa sadar!
Ingat: mereka yang curhat padamu ingin didengar, dihibur agar hati lega dan kembali bersemangat. Bukan untuk dinasehati, diomeli, apalagi direndahkan.
“Bukannya marah/nasehati/ngomel, CUMA NGOMONG-”
BULLSHIT. Orang begitu justru ingin orang lain mendengar seberapa ‘bijaknya’ mereka. Banyak orang mau curhat malah kena ZONK; dinasehati dan dibikin down.
Pendengar yang baik mendengarkan sampai akhir, lalu membantu tanpa memaksa atau sombong. Karena tujuannya satu: membantu orang kesulitan!
3. Bersikap Objektif
Apapun isi curahan hati teman/keluarga/pacar/dll yang cerita padamu, berusahalah untuk tidak memihak. Cerna kisah mereka seperti seorang hakim yang memutuskan dengan adil.
Sekalipun kamu sependapat, jangan panas dan menyetujui semua yang mereka katakan. Bisa saja ada hal terlewat, jadi bersikaplah objektif supaya menemukan solusi terbaik.
4. Jangan Siapkan Jawaban
Setelah mendengarkan, saatnya memberi pendapat untuk membantu mereka! Wah, kamu pasti merasa tegang dan ragu mau jawab apa.
Nggak apa, malah bagus! Jawaban spontan di waktu dan tempat yang sama akan lebih jujur daripada hari esok dan seterusnya.
Ini berarti kamu tidak boleh menyiapkan jawaban! Baik saat masih mendengar curhatan mereka atau hari-hari sebelumnya setelah menduga-duga.
Jawaban yang disiapkan sebelumnya akan terdengar kaku dan cari aman, yang pasti membuat temanmu tidak puas.
Tidak perlu dipikir terlalu dalam– selama kamu dalam kondisi sehat, jawaban spontan dari hati akan lebih baik.
5. Kamu Bukan Problem Solver
Setelah semua itu, seringkali kamu merasa tidak bisa membantu. Nggak masalah!
Pendengar yang baik itu bukan penyelesai masalah atau problem solver. Sering pula mereka yang curhat tidak berharap kamu bisa membantu. Apakah sia-sia?
Tidak! Karena yang mereka butuhkan adalah pendengar yang baik, yang mau mendengar sampai habis, dan berusaha mendukung tanpa menghakimi atau sombong.
Mendengarkan dengan baik sampai akhir akan membuat mereka lega dan bersemangat kembali. Itu baru pendengar yang baik!
Demikian tips & trik menjadi pendengar yang baik, kawan! Keberadaan kamu yang mendukung orang-orang terdekat itu sangat dihargai~
Ingin belajar jadi ahli curhat? Yuk hubungi konselor Obrolin Aja~
Sumber: merdeka.com